Selasa, 09 Juli 2013

PERANAN POS PELAYANAN TERPADU



Posyandu Tingkatkan Tumbuh Kembang Anak
JAKARTA, BANGKA POS.com - Hasil penelitian antara pola asuh terhadap status gizi dan kemampuan anak yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Fakultas Ekologi Manusia, Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor membuktikan posyandu berperan memastikan tumbuh kembang anak Indonesia yang optimal dan pola asuh anak menjadi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap status gizi anak.

Penelitian dilakukan terhadap 2.300 responden di 22 kota di Indonesia menemukan bahwa ibu mempunyai peranan yang penting dalam pengasuhan yakni sekitar 94 persen. Penelitian dilakukan bersamaan dengan program “Ayo ke Posyandu – TAT (Tumbuh, Aktif, Tanggap)” itu selanjutnya mengungkapkan bahwa 97 persen ibu-ibu memiliki kesadaran yang baik untuk membawa anaknya ke Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) setiap bulan.
“Sebanyak 80 persen anak telah mendapatkan kualitas pengasuhan yang baik, berupa cara-cara memberi makan, merawat, mengajar dan menuntun anak oleh individu atau keluarga. sehingga penelitian menyimpulkan bahwa 78 persen status gizi anak berada dalam kategori normal atau baik dan 89 persen perkembangan anak dikategorikan dalam tahap sedang-baik, berdasarkan indikator umur,” ungkap Ali Khomsan MS dalam jumpa pers Nestle DANCOW Batita tentang program “Ayo ke Posyandu – TAT di Jakarta, Senin (13/12).
“Umumnya anak yang sering dibawa ke Posyandu memiliki peluang lebih besar untuk berstatus gizi baik, karena tumbuh kembangnya lebih terpantau dengan baik, maka membawa anak ke Posyandu dengan teratur tidak hanya membuat anak mendapatkan imunisasi lebih baik, namun status gizi juga akan lebih baik, ” jelasnya.
Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSi., Psikolog anak dan play therapist dari Universitas Indonesia mengatakan, tumbuh-kembang anak dapat dipantau dan diukur dengan 3 tanda TAT, yaitu Tumbuh, Aktif, Tanggap.
Untuk pertumbuhan fisik, diperlukan gizi yang tepat, salah satunya melalui kebaikan susu untuk mendukung tumbuh-kembang batita. Selain gizi, permainan stimulasi dan mainan juga penting diberikan guna tumbuh-kembang anak yang optimal.
Salah satu bentuk stimulan yang baik untuk mengembangkan aspek motorik halus dan kasar seorang anak adalah dengan memberikan permainan edukatif, misalnya permainan mengenal warna, bentuk, dan sebagainya. “Bermain merupakan hak anak, dan ini sama pentingnya dengan pendidikan itu sendiri. Bermain yang melibatkan interaksi akan merangsang pola pikir anak, juga melatih kecerdasan emosi mereka,” kata Mayke.
Dr. Tri Komala, M.Sc., anggota Pokja (Kelompok Kerja) IV Tim Penggerak Pusat PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) mengatakan tiga Tanda TAT sangat membantu para kader Posyandu untuk memonitor perkembangan anak. Para ibu kini memahami pentingnya mengukur 3 Tanda TAT sebagai investasi tumbuh-kembang anak.
Linda Amalia Sari Gumelar, S.IP, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengatakan, “Kami menghargai komitmen Nestlé DANCOW Batita terhadap tumbuh-kembang batita Indonesia.
“Program ini sangat berguna bagi para kader Posyandu dan ibu yang ingin memantau tumbuh-kembang anak batitanya, dengan bantuan 3 Tanda TAT. (Tumbuh, Aktif dan Tanggap). Program “Ayo ke Posyandu – TAT” sejalan dengan program Pemerintah yang kini tengah gencar melakukan kampanye agar para ibu rutin membawa batitanya ke Posyandu,” ungkapnya.
Rully Gumillar, Consumer Marketing Manager Nestlé DANCOW mengatakan, “Nestlé
DANCOW Batita menyadari pentingnya peranan Posyandu sebagai garda depan untuk membantu memastikan tumbuh-kembang anak yang optimal di Indonesia, sehingga kapasitas para kadernya serta fungsinya patut ditingkatkan terus.
“Nestlé DANCOW Batita, susu bubuk pertumbuhan untuk anak usia 1-3 tahun, sejak tahun 2008 telah mendukung pendidikan dan pelatihan para kader Posyandu melalui program “Ayo ke Posyandu – Tumbuh, Aktif, Tanggap” yang bertujuan turut membantu para orang tua dalam meningkatkan pola asuh anak melalui kader Posyandu. Sampai saat ini program ini telah menjangkau lebih dari 10.000 kader posyandu di lebih dari 2.000 Posyandu di 14 provinsi, serta melibatkan lebih dari 200.000 ibu rumah tangga,” katanya.
Melalui program ini, pihaknya memberikan edukasi dan pelatihan kepada para kader posyandu yang kemudian memberikan penyuluhan dan bantuan kepada para ibu untuk menggunakan 3 tanda TAT (Tumbuh, Aktif, Tanggap) guna memantau tumbuh
kembang buah hatinya yang berusia 1-3 tahun. (tribunnews.com/eko sutriyanto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar