Posyandu Tingkatkan Tumbuh Kembang Anak
JAKARTA, BANGKA POS.com - Hasil penelitian antara pola asuh terhadap status gizi dan kemampuan anak
yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, Fakultas Ekologi Manusia,
Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor membuktikan posyandu
berperan memastikan tumbuh kembang anak Indonesia yang optimal dan pola asuh
anak menjadi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap status gizi
anak.
Penelitian dilakukan terhadap 2.300 responden di 22
kota di Indonesia menemukan bahwa ibu mempunyai peranan yang penting dalam
pengasuhan yakni sekitar 94 persen. Penelitian dilakukan bersamaan dengan
program “Ayo ke Posyandu – TAT (Tumbuh, Aktif, Tanggap)” itu selanjutnya
mengungkapkan bahwa 97 persen ibu-ibu memiliki kesadaran yang baik untuk
membawa anaknya ke Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) setiap bulan.
“Sebanyak 80 persen anak telah mendapatkan kualitas
pengasuhan yang baik, berupa cara-cara memberi makan, merawat, mengajar dan
menuntun anak oleh individu atau keluarga. sehingga penelitian menyimpulkan
bahwa 78 persen status gizi anak berada dalam kategori normal atau baik dan 89
persen perkembangan anak dikategorikan dalam tahap sedang-baik, berdasarkan
indikator umur,” ungkap Ali Khomsan MS dalam jumpa pers Nestle DANCOW Batita
tentang program “Ayo ke Posyandu – TAT di Jakarta, Senin (13/12).
“Umumnya anak yang sering dibawa ke Posyandu memiliki
peluang lebih besar untuk berstatus gizi baik, karena tumbuh kembangnya lebih
terpantau dengan baik, maka membawa anak ke Posyandu dengan teratur tidak hanya
membuat anak mendapatkan imunisasi lebih baik, namun status gizi juga akan
lebih baik, ” jelasnya.
Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSi., Psikolog anak dan
play therapist dari Universitas Indonesia mengatakan, tumbuh-kembang anak dapat
dipantau dan diukur dengan 3 tanda TAT, yaitu Tumbuh, Aktif, Tanggap.
Untuk pertumbuhan fisik, diperlukan gizi yang tepat,
salah satunya melalui kebaikan susu untuk mendukung tumbuh-kembang batita.
Selain gizi, permainan stimulasi dan mainan juga penting diberikan guna
tumbuh-kembang anak yang optimal.
Salah satu bentuk stimulan yang baik untuk
mengembangkan aspek motorik halus dan kasar seorang anak adalah dengan
memberikan permainan edukatif, misalnya permainan mengenal warna, bentuk, dan
sebagainya. “Bermain merupakan hak anak, dan ini sama pentingnya dengan
pendidikan itu sendiri. Bermain yang melibatkan interaksi akan merangsang pola
pikir anak, juga melatih kecerdasan emosi mereka,” kata Mayke.
Dr. Tri Komala, M.Sc., anggota Pokja (Kelompok Kerja)
IV Tim Penggerak Pusat PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) mengatakan
tiga Tanda TAT sangat membantu para kader Posyandu untuk memonitor perkembangan
anak. Para ibu kini memahami pentingnya mengukur 3 Tanda TAT sebagai investasi
tumbuh-kembang anak.
Linda Amalia Sari Gumelar, S.IP, Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI mengatakan, “Kami menghargai
komitmen Nestlé DANCOW Batita terhadap tumbuh-kembang batita Indonesia.
“Program ini sangat berguna bagi para kader Posyandu
dan ibu yang ingin memantau tumbuh-kembang anak batitanya, dengan bantuan 3
Tanda TAT. (Tumbuh, Aktif dan Tanggap). Program “Ayo ke Posyandu – TAT” sejalan
dengan program Pemerintah yang kini tengah gencar melakukan kampanye agar para
ibu rutin membawa batitanya ke Posyandu,” ungkapnya.
Rully Gumillar, Consumer Marketing Manager Nestlé
DANCOW mengatakan, “Nestlé
DANCOW Batita menyadari pentingnya peranan Posyandu sebagai garda depan untuk membantu memastikan tumbuh-kembang anak yang optimal di Indonesia, sehingga kapasitas para kadernya serta fungsinya patut ditingkatkan terus.
DANCOW Batita menyadari pentingnya peranan Posyandu sebagai garda depan untuk membantu memastikan tumbuh-kembang anak yang optimal di Indonesia, sehingga kapasitas para kadernya serta fungsinya patut ditingkatkan terus.
“Nestlé DANCOW Batita, susu bubuk pertumbuhan untuk
anak usia 1-3 tahun, sejak tahun 2008 telah mendukung pendidikan dan pelatihan
para kader Posyandu melalui program “Ayo ke Posyandu – Tumbuh, Aktif, Tanggap”
yang bertujuan turut membantu para orang tua dalam meningkatkan pola asuh anak
melalui kader Posyandu. Sampai saat ini program ini telah menjangkau lebih dari
10.000 kader posyandu di lebih dari 2.000 Posyandu di 14 provinsi, serta
melibatkan lebih dari 200.000 ibu rumah tangga,” katanya.
Melalui program ini, pihaknya memberikan edukasi dan
pelatihan kepada para kader posyandu yang kemudian memberikan penyuluhan dan
bantuan kepada para ibu untuk menggunakan 3 tanda TAT (Tumbuh, Aktif, Tanggap)
guna memantau tumbuh
kembang buah hatinya yang berusia 1-3 tahun. (tribunnews.com/eko sutriyanto)
kembang buah hatinya yang berusia 1-3 tahun. (tribunnews.com/eko sutriyanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar